Namun, koin dinar dan emas batangan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini beberapa sifat, kelebihan dan kekurangan antara koin dinar dan emas LM.
Koin Dinar
Kelebihan:
- Memiliki sifat unit account, mudah dibagi, dikali, dijumlah dan dikurangi. Semisal kita punya 10 dinar dan kita perlu untuk melepas 1 dinar, maka tinggal dilepas yang 1 dinar dan tetap bisa kita simpan yang 9 dinar.
- Memiliki nilai dakwah, karena penggunaan dinar dirham merupakan bagian dari syariat Islam itu sendiri.
- Nilai jual kembali yang cukup tinggi, perbedaan antara harga jual dan beli adalah sekitar 4%. Namun ini hanya berlaku sesama pengguna atau di komunitas.
Kekurangan:
- Liquid, namun tidak begitu liquid. Sesama pengguna/komunitas koin dinar cukup gampang diperjualbelikan, namun di toko emas agak sulit dijual ataupun di gadai bank syariah, harga gadainya sedikit lebih rendah.
- Obyek kena pajak. Di Indonesia, koin dinar dianggap seperti perhiasan sehingga dikenakan PPN 10%.
- Biaya cetak yang masih tinggi, ikut berpengaruh pada harga jual koin dinar itu sendiri. Prosentasenya sekitar 3-5% dari harga jualnya.
Emas Batangan Logam Mulia
Kelebihan:
- Bukan obyek pajak, hingga saat ini, sehingga tidak dikenakan PPN 10%.
- Bebas biaya cetak, tetapi umumnya hanya berlaku untuk batangan 1000gr.
- Sangat likuid, hampir semua toko emas mau membeli emas batangan logamm mulia dan bank syariah juga mau menerima gadainya.
- Nilai jual tinggi, dan nilai gadai juga lebih tinggi dibanding emas bentuk lain.
Kekurangan:
- Biaya cetaknya cukup tinggi, khusus untuk kepingan kecil.
- Kurang fleksible. Jika kita menyimpan dalam kepingan yang cukup besar, semisal: 100gr, kemudian kita perlu diuangkan sedikit, semisal: 10gr, maka agak sulit. Kita mesti menjual/menggadai 100gr tersebut semuanya.
Semuanya kembali ke pilihan Anda masing-masing, apakah ingin investasi hanya di salah satu jenis, atau diversifikasi dengan investasi di kedua jenis tersebut.
0 comments:
Posting Komentar